Hujan masih saja terdengar merdu di luar jendela.Setidaknya tidak sekejam sejam yang lalu.Saat aku masih di atas motor di area alternatif cibubur.Suara hujan dari dalam kamar,di atas kasur, di depan leppy atau monitor komputermu jauh lebih romantis dibanding kau mendengar derunya saat kau berada di atas aspal.Dinginnya menusuk,dan pandangan jelas jadi berkurang.Belum lagi sesekali klakson mobil,motor,angkutan bersahut-sahutan dengan guntur bergemuruh.
Secangkir kopi panas yang aku seduh begitu cepat berkhianat menjadi dingin.Dia mungkin tidak tahu,aku butuh dirinya lebih lama hangat dalam genggamanku.Tapi tak mengapa,aku sangat menyadari bahwa aku terlalu dingin.Bukankah sesuatu yang hangat bisa menjadi dingin saat ada dalam genggaman yang beku ? Hey! aku sedang membicarakan kopi panasku , jangan kau pikir aku membicarakan hal lain :D
Ok,Kita buka apa yang aku bawa dari kakek tua.Aku tak pernah berani menanyakan namanya.Kakek tua penjual buku,dibawah flyover cileungsi,malu lah! :D .Aku hanya membawa 4 buku dari beliau :
1.MONEY THERAPY ,Karangan Irma Rahayu, Terbitan REPUBLIKA
2.CHICKEN SOUP FOR THE SHOPPER'S SOUL , Gramedia
3. A Miracle of Thouch , Riawani Elyta ,Gramedia
4.Hypno Soulmate , Lilik Suryo Anom , VisiMedia
Jangan bertanya berapa harga masing-masing buku,aku tidak tahu dan aku tidak bertanya.Kakek itu menyuruhku membayar Rp.50.000,- untuk total seluruhnya.Masihkah aku harus bertanya atau menawar ? ya,tentu saja itu tidak perlu.Kakek itu tidak mengambil bagian yang banyak.Keuntungan yang beliau dapat bahkan tidak bisa beliau gunakan untuk menyewa kios paling kecil sekalipun.Beliau hanya berjualan di emper trotoar,dibawah jembatan flyover,ditempat yang berdebu saat cuaca panas dan mendadak harus tutup saat hujan turun.
Sambil menghirup aroma kopi hitamku,aku mencoba memutar kembali memory beberapa jam yang lalu.Si kakek penjual buku menyambutku dengan penuh suka cita
"Eh,si eneng.nyari naon?" (red : eh si eneng,cari apa? )
"Biasa kek,yang baru dateng mana aja ?"
"Ieu " ( ini ) ,kata kakek sambil memisahkan beberapa tumpukan buku : psikologis,pengembangan diri,menegemant keuangan dan pemasaran,juga beberapa novel.
"Tumben dikit kek,laris ya?" tanyaku
"Ngabisin dulu neng" jawab kakek dengan logatnya yang khas.
setelah menemukan buku-buku yang menarik perhatianku saat itu,dan membayar nominal yang kakek sebutkan,kakek mulai curcol
"Kumaha atuh neng.." (gimana ya neng)
"kunaon kek?" (kenapa kek)
"pan besok kakek di gusur. semua .semua yang jualan disini di gusur,harus bersih sini teh"
"trus mau kemana kek?" tanyaku sambil melihat sikakek yang sedikit galau melihat semua buku-bukunya.
"teu ngarti neng.lamun di die,pan jelas,katinggal" (teu,dari kata henteu : tidak. ga ngerti neng.kalau disini kan jelas kelihatan)
"nyewa kios kecil,kumaha kek?"
"teu kuat da" (ga mampu lah ) "kios sekarang mah 12 juta setaun neng" jawab kakek sambil tersenyum miris.
Dibalik cadarku,aku menggigit bibir bawahku refleks.Seakan merasakan perih yang kakek rasakan.
Langit Cileungsi mulai gelap.Aku tau apa yang harus aku lakukan.Aku pamit,mencoba menghibur kakek dengan kalimat singkatku.aku lupa apa,tapi aku ingat kakek tersenyum.
Manusiawi mungkin saat seseorang merasa takut dan sedih.Takut kehilangan sesuatu,atau sedih karena sesuatu harus berubah.Satu hal pasti,keduanya akan selalu terjadi pada setiap orang,dalam setiap fase kehidupannya.Jadi ,daripada harus menghindari sesuatu yang tidak mungkin dihindari,alangkah baiknya setiap dari kita melatih diri dan 'kemampuan menerima perubahan' bukan?
Meski ini ada kaitannya denganku : aku merasa kehilangan tempat terdekat nyari buku murah :D
Tapi ini lebih kepada apa yang kakek (dan cucunya) alami.Aku mencoba menghentikan pikiranku yang tanpa sengaja mencoba mencari tempat yang mungkin cocok untuk kakek berjualan.Sungguh itu pikiran sangat melelahkan.Aku bahkan tidak tau rumah si kakek,Saat kami bertemu,kami hanya membicarakan buku.tak ada yang lain.
Hatiku masih berharap,weekend depan kakek masih disana,meski itu mustahi.Aku ingat,betapa aku masih terlalu naif ; membenci perubahan dan rasa kehilangan.Aku mulai merindukan hal-hal yang pernah aku miliki,dan sekarang pergi.Hai sofie,bukankah kamu bilang : jangan pernah merasa memiliki saat kamu takut kehilangan ?
Itu benar.Dan aku akan terus belajar. Aku akan belajar mencintai tanpa merasa memiliki,rasa kepemilikan yang menyakitkan :)