Selasa, 23 Februari 2016




Tentang seorang kakek dan lukisan terbaiknya
Aku sering menemukan beliau mengecat ulang lukisan itu,mengusap kembali dengan cat minyak dan mempertegas garis garis yang mulai memudar.saat aku bertanya,kakek menjawab : " karena ini lukisan terbaik.saat kau menemukan yang terbaik,kau akan bersikap lebih hati hati terhadapnya,karena kau tidak ingin dia rusak."
Aku juga sering melihat kakek memasukkannya kedalam brangkas besi tua,bukan pigura emas.saat aku kembali bertanya, kakek menjawab : " karena dia yang terbaik,dia lebih butuh perlindungan dari hal-hal yang bisa membuatnya celaka.melebihi kebutuhannya atas pengakuan manusia.Dia yang terbaik.Dia berharga.Bahkan jika hanya kakek yang bisa melihat keindahannya,itu lebih dari cukup.karena dia rentan di curi,sebab dia yang TERBAIK ".
Sambil terus mengoleskan cat minyak pada lukisannya ,kakek berucap : " setiap kita seperti sebuah lukisan bagi orang lain.Manusia melihat,sekedar melihat,membaca,dan ada yang mengamati.semua orang punya kebebasan untuk membaca alenia yang bisa mereka jangkau.Kau akan belajar bersabar saat mendapati mereka yang membaca satu aleniamu dengan cara mereka tidak seperti yang kau mau.tapi yakinlah akan ada seseorang yang mampu melihatmu dengan pandangannya,dia mendapat bimbingan dari Tuhan (RABB) mu,dan yakin bahwa kau lukisan terbaik untuknya.Akan kau dapati,dia begitu takut kehilanganmu,seperti ini." ujar kakek seraya memasukkan lukisan tua itu ke dalam brangkas besi ,dan meletakkan kuncinya di tanganku. kini aku mengerti.
Tentang seorang kakek dan lukisan terbaiknya..
cileungsi,24 februari 2016

aku ingin


aku ingin mencintaimu dengan sederhana...

aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
dengan kata yang tak bisa di ucapkan kayu kepada api,yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
dengan syarat yang tak sempat di sampaikan awan kepada hujan,yang menjadikannya tiada

by.Sapardji djoko damono ,sastrawan indonesia.penulis novel Layar terkembang